29 Oktober 2010

MadakaRipurA

Ouwh, hari itu Jum'at 8 Oktober 2010 merupakan salah satu hari bersejarah bagi cHubbida team, karena mereka melakukan penjelajahan menuju Air Terjun Madakaripura. Tempat itu terletak di Desa Sapih, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Kali ini berpersonelkan 8 anggota yaitu raden, galiconk, mbak di, nata, gogon, bismillah, adi dan erlisa mereka mantap dengan semangat KEBERSAMAAN akan mencoba menaklukkan Madakaripura.

Diawali dengan berdoa bersama, akhirnya cHubbida team berangkat dari Gedung miniatur FISIP UNAIR Surabaya tepat pada pukul 23:00 WIB dengan menggunakan alat transportasi seperti biasanya yaitu sepeda motor andalan. Sejenak team beristirahat di perbatasan antara Pasuruan - Probolinggo setelah menempuh skitar 1,5 jam perjalanan. Tiba-tiba hujan deras pun turun dan dengan sangat terpaksa perjalanan distop dulu sampai pukul 04:00 WIB. Hari berganti Sabtu 9 Oktober 2010 perjalanan pun dilanjutkan setelah beristirahat hampir lebih dari 3 jam.

Pagi itu sampailah team di tempat Gajah Mada beristirahat sehabis peristiwa paling fenomenal dalam sejarah nusantara, yang membentangkan apriori tak berujung antara Jawa dengan Sunda di medan Perang Bubat. Yah,,, Mahapatih yang sering digambarkan bertubuh gempal dengan gelung rambut membulat itu, merasa gagal pada sumpahnya menjadi tertuduh utama dan penanggungjawab lara Bubat, lalu meluruh dan menyepi ke tempat yang sudah ia idamkan, Tongas, di Madakaripura. Riwayat sejarah yang ini, rupanya tak semua orang tahu, karena dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah tak ada lagi kisah tentang Gadjah Mada usia Perang Bubat.

Madakaripura adalah air terjun dengan bentuk yang unik dan eksotik. Gemuruhnya memang tidak spektakuler, tetapi lokasi air terjunnya yang membentuk ceruk di tebing, di kelokan yang buntu, membuat cHubbida team pada titik itu sangat memaklumi pilihan Sang Mahapatih untuk menyepi di sini. Letaknya tersembunyi, namun dahsyatnya kekuatan alam jelas terpampang di sana.

Masuk area gerbang wisata Madakaripura pukul 05:30 WIB team pun sedikit kaget, karena suasana masih suepi banget hingga satu orang pun gag ada disitu kecuali team. Sembari menunggu penjaga parkir mereka mengisi waktu dengan berpoto - poto ria serta membersihkan diri. Akhirnya datang dua orang menghampiri team, satu orang itu bertugas untuk memberitahu bahwasannya team harus membayar tiket masuk total semua 8 orang sekaligus biaya parkir sebesar Rp 34.000,- dan satu orang lagi menawarkan jasa menjadi guide untuk membantu meniti jalan menuju air terjun.

Setelah semua telah siap, team pun bersiap mengarungi jalanan menuju air terjun tanpa didampingi guide. Madakaripura rupanya pernah dihantam longsor, sehingga pedestrian terputus dan mengharuskan cHubbida team terkadang turun menyeberang ke sungai berbatu-batu untuk mencapai air terjun, karena jalan yang bersemen sebagian ikut rusak terkena dampak dari longsor.

Di tengah lenggang langkah sepanjang jalan serupa lorong panjang, team terpesona dengan jajaran pohon di tebing kiri dan kanan. Pohon-pohon itu seperti memiliki jari jemari yang bergandeng tangan antara satu dengan yang lain. Tanaman rambat yang melingkunginya, ikut membuat semburat hijau makin tebal di permukaan tebing. Situasi seperti itu membuat cHubbida jadi membayangkan diri seperti rombongan penjelajah yang ingin menguak dan mengeksplorasi peradaban kuno yang hilang. Bayangkan saja, langkah-langkah kaki bersamaan ditambah dengan gemerisik pohon-pohon, tebing hijau yang ditumbuhi tanaman rambat ditingkahi suara air dari sungai yang mengalir. Dan yang mengherankan, meskipun penat, tak sekalipun keluhan capek keluar dari mulut mereka. Rasa yang ada justru semangat yang membuncah untuk segera sampai ke air terjun.

Dan akhirnya, semakin dekat air terjun, lorong semakin menyempit, batu-batu makin terjal ditapaki dan hawa makin dingin. Di ujung lorong, tidak tepat di tengahnya, namun menjorok ke bagian kiri, air dengan kekuatan besar melimpah dari atas. Sayang sekali derasnya cipratan air di air terjun besar itu membuat team ragu untuk membuka kamera terlalu lama. Jadi, tak banyak gambar-gambar yang dilakukan sepenuh hati disimpan di memori kamera. Sungguh luar biasa,,, bahagia tiada dapat terucapkan lewat kata-kata. Itulah gambaran perasaan dari masing-masing anggota cHubbida team, rasa lelah yang ada seolah hilang dengan seketika, dan mereka pun langsung bermaen air sepuas-puasnya, seolah berada dalam guyuran hujan yang amat lebat.

Hmmm.... sedikit tulisan ini mungkin menjadi salah satu kenangan bagi cHubbida team... teman2 tiada slalu ada tanpa KEBERSAMAAN. Yuuuu...huuuuu,,,,,

Dan inilah mereka poro anggota cHubbida team yang berhasil menaklukkan Madakaripura pada saat itu ;

nata




raden
mbak di
erlisa
adi
galiconk
bismillah
gogon